Rabu, 07 Januari 2009

Contoh iklan Public Relation Advertising

EDUTAINMENT DUFAN PELUNCURAN MULTIMEDIA FISIKA DI PENTAS PRESTASI, DUFAN.

dufanDiiringi Lomba Ilmu Pengetahuan Terpadu SD & SMP se-Jabodetabek
Jakarta, Minggu, 24 Agustus 2008
Orang bijak berkata bahwa ilmu bisa diperoleh dari segala hal di sekitar kita. Banyak sekali rahasia ilmu pengetahuan yang terdapat di alam ini, termasuk dalam Dunia Fantasi. Siapa sangka, berbagai wahana dalam Dunia Fantasi memiliki banyak keajaiban ilmu pengetahuan. Mulai dari teori sentrifugal dalam wahana Ontang-Anting, sampai keunikan tipuan fisika dalam Rumah Miring, semuanya dapat kita temui dalam Dunia Fantasi.
Melihat hubungan yang erat antara teori ilmu pengetahuan dengan wahana di Dunia Fantasi ini, PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. (ANCOL) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), dan Dinas Pendidikan Nasional (DIKNAS) meluncurkan program Edutainment Fisika di Dunia Fantasi, sebagai sarana belajar dan bermain untuk anak-anak dan pelajar.
Program ini akan mengajak pelajar dari berbagai sekolah untuk berkeliling Dunia Fantasi dan belajar mengenai berbagai teori ilmu pengetahuan praktis dalam wahana-wahana yang ada di sana. Sebagai pelengkap program ini, para pelajar juga akan diajak untuk menyaksikan tayangan edutainment pada sarana multimedia di wahana Pentas Prestasi. Tayangan edutainment ini berisi mengenai aplikasi ilmu pengetahuan pada empat wahana yang ada di Dunia Fantasi, yaitu Tornado, Halilintar, Kora-Kora, dan Ontang-Anting.
Seremonial peluncuran Edutainment Fisika ini akan diselenggarakan pada hari Minggu, 24 Agustus 2008, pukul 11.00 WIB di Pentas Prestasi, Dunia Fantasi. Peresmian program akan ditandai dengan peluncuran miniatur halilintar hasil kreasi LIPI, yang akan melepas balon gas ke udara. Pada rangkaian peluncuran acara ini, kami juga akan mengadakan lomba Ilmu Pengetahuan Alam terpadu bagi siswa SD dan SMP se-Jabodetabek untuk memotivasi siswa tersebut agar lebih giat dalam belajar.
Program ini dirancang untuk dilakukan secara rutin oleh rombongan sekolah yang berkunjung ke Dunia Fantasi. Kami harapkan, Dunia Fantasi nantinya akan menjadi salah satu sarana eksperimen dan implementasi Ilmu Pengetahuan Alam bagi para pelajar sekolah. Ilmu pengetahuan pun akan hadir dengan cara yang menarik, sehingga dapat diserap dengan lebih mudah.
Kami melaksanakan kerja sama yang baik ini untuk turut serta dalam memajukan ilmu pengetahuan di negeri ini. Kami memulainya dengan langkah sederhana, mengajak pelajar untuk menjadi lebih kritis pada hal sederhana yang ditemui sehari-hari. Sehingga di masa mendatang, setiap orang bisa belajar di mana saja, termasuk ketika bermain di Dunia Fantasi.

CONTOH PUBLIC RELATION ADVERTISING 2

Iklan Esia Versi RINGGO, Price War!

Jujur niicch?(diucapkan melalui backsound seorang anak kecil yang masih polos), itu kata-kata yang paling gue inget dari iklan ini. Ini menjadi jawaban, buat iklan operator GSM baru 3 (baca: three) yang ngeluarin iklan versi Bohong Itu Dosa. Ngga cuma 3 aja yang marketing promonya diledek habis-habisan tapi produk pesaing seperti: Simpati (T-sel), Mentari (Indosat), bebas (XL), Fren (Mobile-8) ikut-ikutan diledek, tapi koq Flexi Trendy (Telkom) ngga diledek yach?!

Sejak awal, Esia emang udah terkenal, out of the box, bikin iklan yang beda. Tentu kita masih inget dan masih dipertahankan sampe sekarang, gimana Esia mempopulerkan istilah ?talktime? dan memerangi istilah ?pulsa?. Pada iklan Esia versi RINGGO ini (dibikin 2 versi), menggambarkan gimana segmen entry-level dari pengguna ponsel begitu bingungnya memilih kartu prabayar dengan berbagai iming-iming tarif yang murah oleh operator. Di akhir cerita, tentu saja ujung-ujungnya Esia menjadi pilihan si talent karna tarifnya paling murah.
Sebagai pengguna salah operator yang diledek, yach miris juga sich liat neh iklan. Bagaimana ngga?! Iklan in khan hampir wara-wiri tiap hari di teve nasional, udah berhasil bikin gue berpikir pindah ke Esia, tapi apa daya? jaringan Esia masih terbatas Jabodetabek dan Bandung, bo! Pengguna ponsel di daerah cuman bisa gigit jari, ngga bisa nyobain nich produk. Gue juga masih inget saat Esia ngeluarin iklan versi Pulau-Pulau Di Indonesia, yang bikin banyak orang di kota yang belum dilayani Esia, berpikir klo Esia udah ada dipelosok negeri ini. Eh, padahal maksud dari iklan itu cuma mo menyampein klo Esia udah dapet ijin buat bikin jaringan di seluruh Indonesia.
Selain itu, melihat banyaknya iklan operator seluler di teve tentang skema tarif yang berbeda antar operator, koq rasa pelanggan seperti ditipu, kita ngga pernah tau berapa cost yang dikeluarin operator sebenarnya untuk setiap percakapan, transfer data oleh pelanggan? Belon lagi katanya sech di Indonesia tarif selulernya termasuk yang paling mahal di dunia?! Nah lo!
Reaksi keras datang dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) yang minta iklan ini direvisi. Sebab dirasa kurang etis, provokatif, frontal dan bisa menyebabkan saling balas dari antar operator. Ah, santai aja man. Mo bilang jujur koq, ditegur.

contoh iklan institusional advertising 2

PERIKLANAN DALAM HUMAS

Advertising/periklanan adalah alat yang digunakan dalam kegiatan PR, termasuk diantaranya pembelian ruang/tempat dan waktu pada surat kabar, majalah, radio, televise, dan internet untuk menyampaikan informasi produk kepada target audiences. kegiatan advertising diantaranya adalah direct response (iklan melalui pos) dan sales promotion.

Perbedaan antara advertising dan publisitas adalah kegiatan publisitas tidak perlu membeli tempat dan waktu agar bisa masuk kedalam berita dan media entertainment.

Para praktisi humas menggunakan periklanan ketika mereka ingin mengontrol pesan yang dikirim, termasuk kapan dan dimana pesan disampaikan. Sebaliknya, kegiatan publisitas dan banyak teknik kegiatan humas cenderung untuk merayu konsumen daripada menginformasikan fungsi produk mereka, sehingga mereka menolak pesan yang disampaikan.


Beberapa Tipe Periklanan Dalam Humas

Periklanan humas memiliki beberapa bentuk yaitu,

Institutional Advertising:
adalah memperkenalkan organisasi atau mengumumkan indentitas baru dari suatu perusahaan pada target audiences.

Tujuannya adalah untuk menarik investor, meningkatkan reputasi perusahaan atau menarik simpati masyarakat dengan cara melibatkan perusahaan didalam kegiatan masyarakat.

PERTAMINA sebagai perusahaan milik negara berusaha merubah citra institusinya yang buruk melalui program iklan “PERTAMINA ON THE MOVE”.

Financial Advertising: digunakan oleh perusahaan besar untuk menunjukkan perkembangan baru kondisi keuangan perusahaan pada masyarakat.

Misalnya pihak Securities underwriters (penjamin emisi) bursa efek (adalah pihak yang menjual saham perusahaan di bursa efek) yang setiap saat mengumumkan kepada masyarakat, ketika saham baru ditawarkan oleh perusahaan kepada investor. Keikutsertaan perusahaan di bursa efek tidak selamanya mencari dana masyarakat tetapi bertujuan untuk meningkatkan reputasinya dimasyarakat dengan memperlihatkan kondisi keuangan tahunan melalui media massa.

Tujuan dari Financial Advertising yang lain adalah untuk menciptakan kondisi beli dan jual oleh pemegang saham.

Issues Advertising: adalah kegiatan periklanan yang digunakan oleh sebuah atau beberapa organisasi untuk memperlihatkan pada masyarakat tentang masalah-masalah sosial didalam masyarakat serta penanggulangannya.

Gordon Campell sebagai calon kandidat dalam pemilu 2009 pemerintahan kanada meng-agendakan kampanye wajib tutup mulut terhadap masyarakat situasi isu-isu politik yang berhubungan dengan pemerintahan dan status dirinya.

Komunitas Sosial dia Amerika dalam hal perdamaian “Anti-Defamation League” mengiklankan bentuk penyuluhan kepada masyarakat KOSOVO agar mulai belajar untuk menghindari kebencian dalam bentuk apapun.

Penanggulangan terhadap para pecandu narkoba oleh para LSM dalam kampanye-kampanye mereka merupakan suatu pernyataan bahwa masalah narkoba merupakan masalah yang serius san butuh penangan oleh berbagai pihak.

Advocacy Advertising: adalah iklan yang digunakan untuk meningkatkan frekuensi didalam mempengaruhi pendapat masyarakat melalui kegiatan diskusi publik.

Stasiun televisi swasta Metro TV merupakan sebuah saluran televisi yang mengutamakan penyiaran acara-cara terkini seputar berita-berita penting dalam programnya salah satu kategori acaranya adalah berupa acara dialog publik yang termasuk advocacy advertising.

Political Advertising: adalah advertising yang digunakan oleh calon politisi untuk mendapatkan banyak dukungan organisasi masyarakat. Dukungan organisasi tidak hanya dalam bentuk uang tapi dukungan moril untuk meningkatkan image calon politisi di mata masyarakat.

Salah satu contoh yang mudah dalam melihat political advertising adalah iklan calon gubernur Jakarta, Fauzi Bowo dan Prijanto yang didukung oleh mayoritas partai termasuk PDI perjuangan.

Crisis Advertising: adalah kegiatan periklanan yang melibatkan print ads atau media massa untuk menyampaikan informasi dari perusahaan kepada masyarakat mengenai masalah yang terdapat dalam masyarakat dan penanggulangan masalah tersebut oleh perusahaan.

Poster kampanye iklan yang dibuat oleh pemerintah daerah colombia USA dalam kampanye penanganan masalah kebakaran hutan yang kerap kali terjadi disana.

Event Advertising: adalah suatu kegiatan advertising untuk mempromosikan kegiatan organisasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) melalui acara-acara tertentu dengan mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan kegiatan dari organisasi dan menggalang dana dan dukungan partisipasi dari masyarakat.

Poster Iklan donor darah yang diselengarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNDIP merupakan contoh Event Advertising.

Public Service Announcement: adalah penyampaian informasi social melalui billboard atau bentuk lain dari non media massa (koran, majalah, dan TV). Yang membiayai kegiatan publikasi ini adalah perusahaan media iklan. Tujuan penyampaian informasi social kepada masyarakat adalah untuk membantu program pemerintah dalam menciptakan kehidupan social yang lebih baik.

Contoh: Dengan Membayar Pajak, Anda Telah Ikut Membangun Kota Jakarta.

Public Service Advertising: berbeda dengan bentuk iklan traditional. Iklan tradisional menginformasikan/menjelaskan produk barang dan jasa secara langsung kepada masyarakat. sedangkan perusahaan yang melakukan Public Service Advertising, tidak hanya menjelaskan produk barang dan jasa tetapi untuk menginformasikan kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan reputasi mereka.
Kegiatan Public Service Advertising bisa pula disamakan dengan CSR ( Corporate Social Responsibility) .
Menurut Philip Kotler, kegiatan CSR yang berhasil akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain adalah lebih mudahnya akuisisi customer dan pasar (peluang) baru, kenaikan penjualan, terbentuknya identitas brand yang baik.

PT UNILEVER dengan produk Sabun Lifeboy mengadakan iklan public service dengan slogan berbagi sehat.

Advertising Messages

Efektif advertising messages terfokus hanya pada satu topic dan menjelaskan produk secara langsung. Pada dasarnya untuk menciptakan efektif advertising, pembuat advertising harus mampu mengembangkan ide utama dalam bentuk informasi yang lebih detail untuk menciptakan konstruksi dari bentuk pesan kreatif yang akan disampaikan kepada target audiences.

Pembuat iklan harus menentukan pilihan dari salah satu bentuk pesan langsung (direct messages atau information) atau tidak langsung (indirect messages atau transformation) untuk disampaikan kepada masyarakat.

Direct messages adalah informasi yang menjelaskan mengenai fungsi dari produk yang ditawarkan,baik dalam bentuk tulisan maupun gambar.
sedangkan indirect messages adalah bentuk penyampaian pesan suatu produk kepada target audiences tetapi tidak menjelaskan fungsi dari produk melainkan menciptakan imaginasi atau gambaran lain bagi target audiences-nya.

Jenis creative advertising yang bisa membuat efektif advertising adalah menggunakan variable yang bersifat rasional atau emotional. Bentuk rational advertising menggunakan argumentasi, bukti, dan data untuk meyakinkan target audiences untuk membeli produk tersebut.

Bentuk advertising seperti ini, ditujukan untuk konsumen yang memerlukan bukti nyata dari suatu produk, sehingga mereka mau mendengarkan argumentasi secara detail dari iklan tersebut.
Sedangkan iklan yang menggunakan pendekatan emotional, menjelaskan produknya dengan menggunakan pendekatan yg dapat membuat target audiences tertarik untuk melihat iklan karena bentuk penyampaiannya yang mempengaruhi emosi/psikologi mereka, walaupun penjelasan produknya tidak disampaikan secara langsung (contoh iklan BMW, yang lebih menunjukkan images, daripada fungsi kendaraan).

Advertising Format

Iklan yang efektif melalui media cetak adalah design (bentuk, warna, dan gambar) dari iklan yg dapat diterima baik dari segi aturan dan norma yang terdapat didalam masyarakat.
Dalam iklan media cetak, menuliskan pesan utama dengan bentuk tulisan yang besar serta men-design-nya agar dapat memberikan perhatian bagi target audiences. Sedangkan penjelasan tambahan (overlines), seperti data dan fakta, digunakan untuk menjelaskan pesan utama yang singkat.

Contoh: Iklan Simpati dengan pesan utamanya memiliki harga yang lebih murah, sedangkan penjelasan tambahannya dapat dilihat melalui website. Bentuk iklan seperti ini, biasanya sudah diatur oleh pemerintah agar bentuk informasi singkat tidak memberikan informasi yang salah untuk masyarakat.

Pada dasarnya, iklan melalui media cetak yang dapat mempengaruhi (effective) target audiencenya adalah yang mampu memberikan informasi yang cukup dan memberikan insentif seperti bentuk kupon atau sampel produk untuk menjelaskan produknya pada media cetak.

Untuk media cetak seperti majalah dan Koran, kedua media tersebut memiliki standar untuk penempatan iklan yang dikenal sebagai Standar Advertising Unit (SAU). Jika sebuah iklan sudah memenuhi seperempat dari total luas halaman majalah dan Koran, iklan tersebut sudah masuk dalam kategori iklan besar.

Iklan yang memuat satu lembar atau sebagian dari sebuah halaman majalah dan koran adalah format yang umum digunakan oleh produsen. bentuk format iklan media cetak yang lain adalah iklan produk yang menguasai beberapa halaman dari sebuah majalah atau Koran. Iklan yang menggunakan luas halaman kecil dari majalah, terkadang tidak mampu memberikan efek atau pengaruh pada konsumen. Sedangkan diukur dari segi biaya, iklan dalam ukuran kecil justru lebih mahal jika dibandingkan dengan ukuran besar karena iklan ukuran kecil diukur biayanya dalam inchi.

Iklan melalui media siaran (broadcast) seperti radio dan tv, lebih singkat dalam penyampaian pesannya karena biaya yang mahal. Sehingga pesan produk yang disampaikan melalui media tv harus singkat, padat dan jelas untuk dimengerti oleh konsumen dalam waktu tayang selama 10, 30 atau 60 detik.

Strategi yang tepat dalam penyampaian iklan melalui media ini adalah dengan selalu mengulangi pesan utama dengan jelas, melibatkan target audiences atau interactive (contoh: Quiz interactive), dan meminta target audiences untuk segera membeli produk mereka (contoh: “Beli sekarang, jumlah produk terbatas” ). Kelebihan yang dimiliki iklan melalui media siaran adalah dapat menambahkan media lain yang dapat mendukung penyampaian pesan, seperti bunyi dan music yang familiar terdengar oleh target audiences.

Strategi Iklan yang efektif melalui radio dan televise adalah sebagai berikut. Melalui radio dan tv, inti dari pesan harus diucapkan berulang kali (kurang lebih 800 kali) sehingga dapat mempengaruhi konsumen

Saat ini advertising melalui internet mulai popular. Melalui media ini, pesan komersial bisa disampaikan melalui website dari pihak ketiga, seperti search engine (Google), media sites(kompas.com), dan media internet yang menyediakan informasi/topik khusus, dimana iklan dapat ditempatkan. Ada beberapa jenis iklan internet seperti banner,dan popup.

Advertising Media Planning (Perencanaan Media Iklan)

Banyak iklan yang harus membeli waktu dan ruang untuk mendistribusikan informasinya kepada masyarakat.
Media yang digunakan diantaranya adalah Koran dan televisi. tetapi, masih banyak iklan yang hanya membuang uang tanpa hasil yang signifikan karena penyampaian informasi yang hanya menciptakan opini dalam masyarakat dan luasnya target audiences yang ingin dicapai.

Untuk membuat sebuah iklan efektif sebaiknya selalu mengikuti prinsip dasar advertising, yaitu menjelaskan dengan baik produk yang ditawarkan pada target audiences. Dengan membuat iklan yang tepat tentu saja tidak membuang biaya yang dikeluarkan oleh produsen.

Cumulative exposures(jumlah perhatian) adalah total jumlah click (internet) dan respond/tanggapan/perhatian (TV dan radio) dari konsumen pada iklan yang dibuat.

Rating points adalah pengukuran untuk melihat persentase nilai sebenarnya dari iklan (melalui TV, RADIO,INTERNET dan Koran) yang mampu mempengaruhi konsumen.
Sedangkan nilai dari Gross Rating Points (GRP) adalah total persentasi dari efektif iklan yang diperlihatkan melalui satu media atau beberapa media. Melalui GRP, pengusaha dapat melihat tingkat keefektifan uang yang diinvestasikan pada iklan, untuk mempengaruhi konsumen.

Semakin tinggi persentase dari GRP maka semakin besar pengaruh dari iklan melalui satu media terhadap target audiences. Melalui GRP, pengusaha bisa menentukan apakah mereka tetap menggunakan media, iklan yang ada dan perlu meningkatkatkan pesan frequency yang disampaikan kepada masyarakat atau pengusaha perlu bertindak sebaliknya. GRP tidak hanya menggambarkan tingkat keefektifan dari sebuah iklan tapi bisa memperlihatkan media terbaik yang mampu mempengaruhi target audiences. Dengan keterbatasan dana yang ada, seorang pengambil keputusan dapat menentukan media terbaik untuk iklannya berdasarkan besarnya nilai GRP tahun sebelumnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan periklanan adalah waktu.
Bayak perusahaan iklan yang menitik beratkan penyampaian pesan yang berkesinambungan dalam satu hari, mingguan atau bulanan .
Seringnya iklan muncul melalui media, maka semakin besar kemungkinan pesan sampai dan mempengaruhi konsumen. Tetapi, Semakin banyak waktu yang digunakan dalam kegiatan periklanan maka dana yang digunakan semakin besar.

Untuk mengurangi besarnya biaya advertising, pengusaha harus menentukan kapan iklan perlu disampaikan pada target audiences. Pengusaha perlu menentukan kapan sebuah iklan perlu disampaikan sesering mungkin dalam bulan tertentu dan kapan iklan tidak terlalu sering atau dihentikan untuk disampaikan kepada konsumen pada bulan yang lain.

Penentuan waktu ditentukan oleh kapan sebuah produk akan atau sudah sampai di masyarakat. Pada pengusaha, lembaga social, dan kandidat partai politik yang memiliki dana yang terbatas, mereka lebih memilih untuk menyampaikan iklan pada masyarakat disaat produk akan masuk ke masyarakat.

CPM (cost per thousand) adalah suatu pengukuran untuk membandingkan biaya yang digunakan pada satu atau lebih media komunikasi. Rumus CPM adalah pembagian antara biaya yang dikeluarkan untuk sebuah iklan pada suatu media dengan jumlah target audiences, kemudian dikalikan dengan 1000. Hasil dari formula tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk iklan. Di saat pengusaha menggunakan media iklan lebih dari satu, maka pengusaha tersebut dapat membandingkan antara nilai CPM yang satu dengan yang lain, dimana nilai CPM terkecil memiliki biaya yang paling efisien.

Advertising Equivalency berkaitan dengan perbandingan perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada penggunaan media berbeda dalam menyampaikan iklan kepada target customer, dimana perusahaan akan memilih biaya media advertising terkecil. Sebagai contoh, perusahaan menggunakan media koran dan TV untuk iklannya. Pada koran, perhitungan biaya dihitung berdasarkan luas yang digunakan dalam satu halaman.

Jika biaya per inchi adalah $200, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar $1000 untuk penggunaan 5 inchi. Apabila perusahaan menggunakan media TV , perusahaan akan membeli waktu tayang untuk iklannya. Jika biaya advertising per 30detik adalah $10.000, maka perusahaan akan memilih media Koran untuk mengiklankan produknya.

Banyak perusahaan menggunakan strategi advertising equivalency dalam menentukan media yang akan digunakan karena keterbatasan dana.

Dalam pemilihan media iklan, tidak selamanya dinilai dari harga tetapi pengalaman perusahaan dalam penggunaan media. Dari pengalaman ini, perusahaan dapat menilai media yang paling efektif dalam penyampaian pesan. Jika ternyata media yang termahal lebih efektif dibandingkan media yang murah tentu saja perusahaan akan memilih media yang mahal. Semakin efektif suatu media dalam menyampaikan iklan, maka media tersebut akan dipilih oleh produsen. Pada intinya, masing2 media mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penyampaian pesan.

Banyak Iklan Kesehatan Menyesatkan

Jakarta,Banyak iklan produk kesehatan menyesatkan dan tidak mendidik. Kondisi ini merugikan masyarakat selaku konsumen. Untuk itu, pemerintah harus segera menertibkan promosi produk kesehatan yang menyesatkan itu.
”Saat ini banyak iklan produk kesehatan seperti obat-obatan yang tidak edukatif. Hanya mempromosikan bahwa produk yang diiklankan bisa menyembuhkan masalah kesehatan seketika,” kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Huzna Zahir, Rabu (3/12) di Jakarta.
Padahal, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen disebutkan materi iklan harus jelas, benar, dan jujur. Pada iklan obat, pengiklan harus mencantumkan informasi apa penyebab timbulnya keluhan, dan tidak boleh menjadikan tenaga kesehatan sebagai model iklan.
Ketua Kompartemen Umum dan Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Robert Imam Soetedja, dalam seminar yang diprakarsai Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan, juga menyayangkan maraknya iklan kesehatan seperti obat dan layanan kesehatan yang menyesatkan.
Sebagai contoh, iklan sebuah merek obat mengklaim dapat mengatasi sesak napas. Iklan itu tidak menyebutkan kondisi seperti apa yang bisa diatasi dengan obat itu. ”Padahal, sesak napas bisa terjadi pada penderita asma maupun penyakit jantung. Kalau terkena jantung, minum obat itu berapa pun banyaknya tidak akan mempan,” kata Robert.
Untuk itu, pemerintah harus menertibkan berbagai iklan yang menyesatkan itu. Selain menghentikan penayangan iklan tersebut, pemerintah juga bisa mengeluarkan peringatan atau sanksi lain bagi pengiklan. ”Selain pedoman etik yang jelas, perlu ada satu pedoman yang bersifat self regulating,” kata Robert.
Rumah sakit
Promosi rumah sakit saat ini masih dirasakan tabu. Padahal, Indonesia sudah dijadikan ajang promosi bagi rumah sakit dari negara lain. ”Setiap rumah sakit dari luar negeri bebas berpromosi di Indonesia tanpa batasan,” ujar Robert.
Persi telah membuat etika promosi rumah sakit di Indonesia. Beberapa hal yang tak boleh dilakukan rumah sakit lokal dan luar negeri yang akan berpromosi di Indonesia di antaranya menyampaikan informasi yang belum terbukti kebenarannya, dan memuji diri sendiri seperti ”hanya satu-satunya”, atau ”yang pertama”.
Contoh corporate identity advertising 2

Corporate Identity

Di dalam marketing, Corporate Identity (CI) adalah “persona” dari suatu korporasi yang disesuaikan dengan pencapaian terhadap sasaran bisnis secara obyektif, pada umumnya seringkali dimanifestasikan melalui branding atau digunakan sebagai merek dagang.

Corporate identity dihadirkan ketika suatu perusahaan/organisasi atau kelompok kepemilikan suatu perusahaan/organisasi berusaha secara bersama membangun filosofi perusahaan/organisasi tersebut.

Secara riil Corporate identity dapat diwujudkan berupa kultur organisasi/perusahaan atau kepribadian dari organisasi/perusahaan tersebut. Pada intinya, bertujuan agar masyarakat mengetahui, mengenal, merasakan dan memahami filosofi-filosofi perusahaan/organisasi tersebut. (Balmer, 1995).

Corporate Identity terdiri dari tiga bagian yang digunakan dalam bermacam cakupan:

  • Corporate Visual (logo, uniform dsb)

  • Corporate Communication (iklan, public relations, informasi dsb)

  • Corporate Behavior (nilai-nilai internal, norma-norma dsb)

Pemahaman Sosial

“Corporate Identity” juga muncul sebagai suatu bentuk pemahaman sosial dalam masyarakat. Di dalam masyarakat yang besar seperti negara misalnya, suatu golongan yang berskala minoritas cenderung untuk berusaha keras dalam mengembangkan memperkenalkan “corporate identity” di manapun mereka berada. “Corporate Identity” menjadi suatu ikatan/bon yang khusus pada setiap pelaku atau anggota golongan tersebut sekalipun mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Ikatan/bon ini dibangun secara umum atas dasar pengalaman yang serupa, diskriminasi yang serupa, mempunyai nilai-nilai budaya yang serupa, pembatasan yang ekonomi, dan lain lain.

Religious Symbol

Simbol Religius

Di Amerika Serikat, sebagai contoh, para orang Arab atau keluarga Yahudi, Negro, Hispanic, Kaum Homoseksual, dan orang-orang yang tidak memeluk agama Kristen serta banyak minoritas-minoritas lainnya, masing-masing mempunyai suatu pengertian atau pemahaman yang diwujudkan dalam “Corporate Identity”. Di dalam kelompok tertentu akan selalu muncul perasaan “Kita harus hati-hati terhadap satu sama lain” dan “Aku mempunyai suatu kewajiban tidak hanya untuk berhasil, tetapi membantu orang lain dari kelompok ku.”

Sudut Pandang Organisasi

Pada monograph didalam Chinese Corporate Identity (Routledge, 2005), Peter Peverelli, mengusulkan suatu definisi yang baru tentang Corporate Identity, yang didasarkan dengan teori organisasi secara umum yang pernah ditampilkan pada awal-awal pekerjaan Peverelli (2000). Berikut definisi Corporate Identity sebagai hasil interaksi sosial:

  • Corporate identity adalah cara atau usaha para “aktor korporasi” (aktor korporasi adalah istilah yang digunakan bagi yang merasa diri mereka bertindak atas nama perusahaan/golongan) untuk menampilkan perusahaan/golongan agar mereka bisa dipertimbangkan di dalam interaksi sosial yang berkelanjutan dengan para aktor yang lain dalam konteks yang spesifik. Hal itu meliputi persamaan persepsi tentang realitas, ways-to-do-things, perilaku lain yang terkait, dll.

  • Di dalam prosesnya para aktor korporasi menjadikan Corporate identity memiliki arti penting yang sama pentingnya dengan yang lain, kapital perusahaan misalnya. Corporate identity juga meliputi perusahaan/golongan itu sendiri sebagi sebuah kumpulan atau serikat para aktor korporasi yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan tak terpisahkan.

  • Aktor korporasi dapat membangun suatu identitas yang berbeda dalam kontek yang berbeda pula.

Contoh Corporate Identity Advertising

Corporate Visual Identity System

Corporate Visual Identity Systems (CVIS) digunakan untuk mengkomunikasikan keberadaan sebuah korporasi, organisasi, institusi ataupun golongan. Dengan menggunakan nama, lambang, tipografi, warna dan semboyan (tagline/slogan). Corporate Visual Identity Systems (CVIS) diolah tidak hanya berupa sebuah identitas abstrak belaka, namun juga diapalikasikan menjadi identitas visual mulai dari stationary office hingga aktiva tetap seperti bangunan, sarana angkut bahkan ke pernak-pernik pendukung promosi seperti merchandise.

Aplikasi CVIS

Lebih jauh Corporate Visual Identity Systems (CVIS) akan berkaitan dengan segala aspek pasar seperti: produk, harga, tempat, promosi, audience, segmentasi pasar, bukti fisik dan proses industri. Dalam sebuah literatur managerial menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki standardisasi Corporate Visual Identity Systems lebih mampu mengantisipasi kesulitan-kesulitan komunikasi terhadap keragaman publik dan biasanya dapat mengambil keuntungan diawal dalam sebuah sistem pasar.

Corporate Visual Identity Systems (CVIS) mendapatkan peran yang signifikan didalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, baik secara internal maupun eksternal stakeholder. Pada garis besarnya, suatu Corporate Visual Identity Systems (CVIS) menyatakan nilai-nilai organisasi/institusi/golongan mengenai ambisi-nya, bisnis-nya, dan karakteristik nya. Empat fungsi dari Corporate Visual Identity Systems (CVIS) dapat dilihat dan dibedakan sebagaimana berikut dengan tiga diantaranya lebih diarahkan pada pihak eksternal stakeholder:

  • A corporate visual identity provides an organisation with visibility and ‘recognisability’ (Balmer and Gray, 2000; Dowling, 1993; Du Gay, 2000). Fungsi yang bertujuan agar publik mengetahui keberadaan organisasi tersebut dan paham terhadap core bisnisnya secara tepat.

  • A corporate visual identity symbolises an organisation for external stakeholders, and, hence, contributes to its image and reputation (Schultz, Hatch and Larsen, 2000). Van den Bosch, De Jong and Elving (2005). Fungsi yang mengkaitkan antara reputasi dan identitas dan disimpulkan bahwa corporate visual identity memiliki peran yang mendukung didalam menciptakan reputasi. Fungsi dimana corporate visual identity mencerminkan struktur dari suatu organisasi kepada eksternal stakeholdernya, proses visualisasi corporate identity lekat hubunganya seperti halnya hubungan antara divisi atau unit.

  • Olins (1989) adalah orang yang terkenal dengan pola ’struktur identitas perusahaan’ dalam memandang corporate visual identity, struktur tersebut terdiri dari tiga konsep: Monolithic brands for companies which have a single brand, Branded identity in which different brands are developed for parts of the organization or for different product lines, Endorsed identity with different brands which are (visually) connected to each other”. Namun konsep yang diperkenalkan oleh Olins lebih sering diperkenalkan seperti struktur identitas perusahaan ketimbang sebagai corporate visual identity dan hanya menyediakan satu indikasi dari presentasi visual pada organisasi tanpa pernah mengurainya sebagai sebuah struktur identitas.

  • A fourth, internal function of corporate visual identity relates to employees’ identification with the organisation as a whole and/or the specific departments they work for (depending on the corporate visual strategy in this respect). Identification appears to be crucial for employees (Bromley, 2001; Dutton, Dukerich and Harquail, 1994; Kiriakidou and Millward, 2000). Fungsi internal dari corporate visual identity adalah berhubungan langsung dengan identifikasi organisasi secara keseluruhan, corporate visual identity berperan penting sebagai sesuatu yang simbolis didalam menciptakan identifikasi seperti tersebut.

Corporate Visual Identity Management

Corporate visual identity management involves the planned maintenance, assessment and development of a corporate visual identity as well as associated tools and support, anticipating developments both inside and outside the organization, and engaging employees in applying it, with the objective of contributing to employees’ identification with and appreciation of the organization as well as recognition and appreciation among external stakeholders (Van den Bosch, 2005).

Perhatian khusus biasanya akan diberikan kepada corporate visual identity pada waktu sebuah perusahaan mengalami perubahan. Bagi perusahaan secara umum corporate visual identity akan menjadi “wajah baru”. Namun, bagaimanapun, corporate identity membutuhkan pengaturan secara structural basic dalam sebuah perusahaan. Usaha untuk mengatur corporate visual identity akan membutuhkan banyak upaya dan konsistensi yang lebih. Maka dari itu Manajemen Corporate Visual Identity harus meliputi aspek structural strategis dan budaya perusahaan secara menyeluruh.