Selasa, 11 November 2008

Resume PR

Resume PR

Menetapkan Objective

Public Relation (PR) memerlukan stuktur yang fleksibel, organic, responsive, dan kreatif. Selain memerlukan pendidikan dan intelektualitas, juga dibutuhkan orang yang berbakat dalam komunikasi. Untuk mementapkan kerja seorang praktisi PR dalam iklim yang organik, dibutuhkan adanya objective. Objective adalah titik spesifik yang hendak dituju. Dimasa lalu, para praktisi PR ditanah air sering menghadapi masalah karena titik yang hendak dicapai perusahaan secara menyeluruh tidak begitu jelas. Pimpinan perusahaan tidak mempunyai gambaran tang jelas dimana ia berada sekarang, dan karenanya pula ia tidak mempunyai gambaran titik mana yang secara spesifik hendak dicapai, Yang ada hanyalah aims- arah atau maksud, dibedakan dengan objective, aims adalah objective yang terlalu umum dan bersifat kualitatif.
Dengan berkembangnya konsep-konsep menajemen, belakangan ini perusahaan modern telah mampu menetapkan secara spesifik kemana perusahaannya hendak dibawa, titik spesifik ini disebut coporate goalas, ada dua macam coporate goals;
1. Offical Goals
Biasanya disebut mission, yakni maksud perusahaan didirikan, mission disebut official goals karena isinya terlampau umum dan sangat idealis, Biasanaya mission inilah yang digunakan oleh perusahaan untuk mendaftarkan perusahaanny asecara hukum.

2. Operative goals
Merupakan penjabaran yang lebih realistis atas operasi perusahaan. Ini akan mendeskripsikan hasil akhir yang spesifik dan dapat diukur, Biasanaya lebih bersifat jangka pendek. Dalam merumuskan objective, seorang praktisi PR berpegang ada objective goals, terurtama yang menyangkut overall performance. Overall performance biasanya berbicara tentang prestasi keuangan separti laba neto, harga saham per lembar, dividen per saham, return on investment, dan sebagainya.

Syarat Sebuah Objective
Objective PR dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan tertulis dan jelas tentang hal-hal yang mesti dicapai pada bagian PR selama kurun waktu tertentu, misalnya setahun. Dengan menggunakan ukuran tertentu yang masuk akal, dan konsisten dengan objective perusahaan secara menyeluruh (overall company objective).
Secara garis besar, untuk memperoleh pegangan yang memadai, objective public relation hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus dinyatakan secara Tertulis.
Objective yang tidak tertulis umumnya sulit untuk dipertanggung jawabkan dan bersifat kualitataif (kurang spesifik). Pernyataan lisan sering menimbulkan gossip dan bisa menjatuhkan seorang manajer.
2. Harus dinyatakan secara jelas dan singkat
Jangan berikan kesempatan untuk penafsiran yang berbeda atas objective yang sama.
3. Harus spesifik pada batasan tertentu.
Batasan tertentu ( key areas) sering dirancukan dengan batasan yang lebih luas karena ketidaktahuan orang akan keterikatan pekerjaan PR.
4.Harus mencakup batasan waktu yang spesifik.
Objective jangka panjang perlu dipilah pilih menjadi satuan waktu yang lebih pendek.
5.Objective harus dapat dinytakan dalam ukuran yang terukur.
Konsep PR banyak bersifat kualitataif dan sulit ditentukan batasan ukurannya. Sikap, opini dan perilaku stakeholders umumnya dinyatakan secara kualitataif.
6. Objective PR harus konsisten dengan Objective perusahaan secara menyeluruh.
7. Objective harus dapat dijangkau, tetapi tetap memberi tempat yang menantang untuk usaha.

Objective PR dan Pemasaran
Kaitan antara keduanya diungkapkan oleh Philip kotler dan William Mindak dalam artikel yang berjudul “marketing” and public relations yang dimuat di Journal of marketing pada tahun 1978. mereka membuat pernyataan sebagai berikut “where does marketing end and public relations begin, and where does public relations end and marketing begin?”

Lima model yang menghubungkan Public relations dengan marketing sebagi berikut:
1.Terpisah tetapi fungsinya sama
Model ini mendekati model tredisional dalam pemasaran dan PR, dimana masing-masing berdiri pada sudut yang berbeda karena ilmunya berbeda.

2. Sama Fungsinya tetapi tumpang tindih
Pandangan unu berdasarkan pengamatan bahwa keduanya sama pentingnya dan terpisah, tetapi mempunyai objective yang tumpang tindih.

3. Pemasaran sebagai fungsi yang lebih dominan
Pandangan ini berdasarkan pikiran bahwa Corporate Public relations merupakan bagian dari corporate marketing.

4. Public Relations sebagai fungsi yang lebih dominan
Pandangan ini adalah sebaliknya dari pandangan diatas, yakni percaya bahwa PR-lah yang harus mengendalikan pemasaran. Masa depan perudahaan sangat tergantung pada bagaimana pandangan masyarakat terhadap perusahaan, atau bagaimana perusahaan dipandang oleh masyarakat termasuk oleh kelompok-kelompok seperti lembaga keuangan, pemegang saham, pemasok , karyawan, dan konsumen.

Tugas perusahaan adalah membangun kepercayaan dan kepuasaan kelompok public tersebut sebesar-besarnya. Kepuasaaan konsumen adalah salah satu tugas public relations yang disebut pemasaran. Kepuasan konsumen harus diimbangi dengan kepuasan kelompok stakeholders lainnya.

5. Pemasaran dan PR mempunyai fungsi yang sama
Pandangan ini berdasarkan pemikiran bahwa kedua bidang ini telah saling memasuki area ang berbeda,keduanya berbicara tentang pasar dan lingkungan pemsaran (public). Keduanta mengenal istilah segmentasi pasar pasar, perilaku konsumen, persepsi, sikap dan citra.
Dasar Penentuan Objective : Riset
Bagaimanapun juga, untuk menentukan objective pada bagianya, orang-orang PR perlu bersandar pada data riset. Para peneliti senior umumnya dkapat meyakinkan diri mereka bahwa penting sekali untuk menjauhi asumsi. Asumsi sering didasari oleh rasa, bukan fakta.

Dukungan Pimpinan Puncak
Masyarakat lebih mengenal nama PR manajer suatau perusahaan dari pada pimpinan puncaknya. Oleh karena itu dalam perumusan objective, penting bagi orang-orang PR untuk mem-PR kan gagasannya kepada tokoh kunci di dalam perusahaan. Hal yang paling penting adalah memperoleh dukungan dari pimpinan puncak dan bila perlu dari pemegang saham. Seberapa jauh perusahaan boleh tampil tanpa harus low profile perlu diketahui jauh-jauh hari.

Hubungan Antara etika dan Objective Komersial
Dikatakan bahwa PR mempunyai misi yang mulia karena PR dapat dipakai untuk tujuan komersial dan nonkomersial. PR dapat meningkatkan citra perusahaan, PR dapat mengurangi agka kemangkiran, PR dapat mengangkat moral kerja, PR dapat meningkatkan market share, PR dapat menjadikan Direktur Utama seorang menteri atau bahkan seorang wakil presiden, PR dapat mematahkan serangan pihak-pihak yang tak bersimpati. Etika dalah prinsip dan nilai moral yang mengarahkan perilaku seseorang atau kelompok orang dengan menghormati apa yang dirasa benar atau salah. Nilai-nilai etika memberi pegangan atau standar tentanga apa yang baik atau buruk dalam pengambilan keputusan.


MENGELOLA STAKEHOLDERS

Tugas PR dalam hal ini adalah membina hubungan yang baik dengan pihak-pihak tersebut melalui suatu proses komunikasi.

Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada didalam manupun diluar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setipa orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manejemen lain meyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti dipertimbangkan perusahaan.

Interest dan kepentingan Masing-masing stakeholders

Stakehoders Kriteria Kepuasaan

1.Pemegang saham Prestasi keuangan
2.Karyawan Kepuasaan kerja, gaji, supervisi
3.Konsumen Kualitas, pelayanan, lokasi, harga
4.Kreditor Creditworthiness
5.Komunitas Kontibusi terhadap komunitas
6.Pemasok Transaksi yang memuaskan
7.Pemerintah Kepatuhan terhadap hukum




Primary Secondary

Stakeholders Internal Stakeholders Eksternal

Pemegang saham 1. Konsumen
Manajemen 2. Penyalur
Karyawan 3. Pemasok
Keluarga karyawan 4. Bank
5. Pemerintah
6. Pesaing
7. Komunitas
8. Pers


Stakeholders Internal
Stakehokders internal realatif mudah untuk dikendalikan dan pekerjaan untuk kominikasi intern bisa diserahkan kepada bagian lain seperti bagian kepergawauan, atau ,malah dirangkap oleh eksekutif puncak.

1. Pemegang saham
Pemegang saham atau pemilik perusahaan di kebanyakan Negara yang baru mulai melakukan pembangunan industrinya ternyata mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh karena masih mudanya usia perushaan dan seluruh karyawan mengidentikan pemilik sebagai pimpinan spiritual perusahaan.

Ciri-ciri perusahaan Muda


DIMENSI KETERANGAN

1. Pemeran utama Pemilik, merangkap pimpinan puncak.
2. Stuktur Informal , one-man show
3. Produk / jasa Single produk, berkembang tat tentu arah menjadi kongomerat .
4. Strategi & sasaran pertumbuhan (growth), dan survei.
5.Usia dan ukuran Umunya muda, relatif mengalah.
6. Teknologi Berasal dari luar negeri, berdasarkan lisensi.
7. Lingkungan Bervariasai ( single-kompleks)
8. Formalisasi Sedikit
9. Kontrol Clan (menggunakan cara kekeluragaan-nonbirokratis)
10. Inovasi Dilakukan oleh pemilik
11. Balas jasa Personal, paternalistik
12.Gaya menajemen puncak Individualistis, kewirausahaan.



pada perusahaan muda yang cirri-cirinya diatas, relative pekerjaan seorang praktisi PR cukup rumit , Hal itu disebabkan oleh :
1. Rasa percaya diri yang berlebihan pada pemilik.
2. Tak ada orang kedua didalam perusahaan yang berani ataupun mampu mengkoreksi tindakan/opini pemilik.
3. Campur tangan anggota keluarga yang tidak mempunyai posisi formal dalam stuktur organisasi.
4. Ketidakjelasan objective yang menjadi sasaran tugas seorang PR.
5. Organisasi bersifat informal dan kekeluargaan.

Maka, pertama-tama tugas seorang PR adalah memahami karakter pemilik berserta keluarganya dan bersamaan dengan itu menanamkan pemahaman kepadanya tentang ruang lingkup pekerjaan PR.

2. Manajer dan Top Executives.
Manajer dan top executives merupakan bagian dari khalayak sasaran PR karena ;
1. Manajer merupakan sumber berita majalah bisnis dan ekonomi. Pendapatnya sering diminta oleh pers berkaitan dengan peristiwa ekonomi makro, reaksi pesaing dalam industri dan kegiatan perusahaan itu sendiri.
2. Manajer adalah sasaran pembajakan bagi perusahaan, keberhasilan seorang manajer dalam bidangnya, kedekatannya dengan pers atau instansi pemerintah mengangkat nilai manajer tersebut dalam bursa “head hunter”.

Tugas seorang praktisi PR adalah memantau gejala-gejala ini dan memberi masukan dan rekomendasi kepada perusahaan agar peristiwa tersebut tidak menimbulkan dampak bagi;
- merosotnya moral kerja karyawan secara menyeluruh
- Hilangnya kepercayaan konsumen
- Turut campurnya pihak ketiga untuk mengambil alih perusahaan (take over) atau memasukkan orang-orang baru (intervensi)
- Merosotnya reputasi eksekutif puncak perusahaan

PR membantu perusahaan untuk menegakkan citranya melalui public relations, sumber rekomedasi dan tindakan yang diambil adalah riset,adakalanya PR dapat menggunakan media iklan untuk mengalihkan perhatian masyarakat atau menimbilkan kepercayaan.

Stakeholders Eksternal
Stakeholders eksternal adalah unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan (unctrollable). Konsumen adalah Raja yang mempunyai hak untuk memilih barangnya sendiri, konsumen diperebutkan oleh banyak produsen. Pemerintah adalah penentu kebijakan, sedikit sekali produsen yang bisa membujuk produsen yang bisa membujuk pemerintah utnutk mengelurakan peraturan yang menguntungkan baginya. Penyalur menguasai jaringan distribusi. Ia hanaya mau menyalurkan barang-barang yang dikehendaki konsumen, demikian pula pemasok, ia akan mudah berpindah bila transaksinya tidak memuaskan, apalagi pers.



Kesimpulan

Stakeholders adalah kelompok-kelompok yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Unsur itu dibedakan atas stakeholders internal dan stakeholders eksternal. Unsur internal antara lain adalah pemegang saham, manajer/top eksekutif, karyawan , berserta keluraganya, sedangkan yang masuk dalam stakeholders eksternal anatar alain adalah konsumen, pemsok, penyalur, pesaing, konsumen, bank, pemerintah, pers dan lembaga swadaya masyarakat.

Dilain pihak seorang praktisi PR perlu mengetahui, bahwa semakin stabil lingkungan eksternal, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk membuat organisasinya mekakistik atau birokratis, Artinya perusahaan cenderung menggantungkan diri pada aturan, prosedur, dan job description yang jelas.

Seorang praktisi public relations yang berpengalaman menangani stakeholders pada perusahaan yang organic pelu mengubah sedikit gayanya bila menangani perusahaan yang mekanistik.

Tidak ada komentar: